GOBI Drone : Solusi Miniatur untuk Ancaman Raksasa di Langit Ukraina
Di tengah kabut peperangan yang menyelimuti langit Ukraina, satu jenis ancaman terus mendominasi: drone kamikaze buatan Iran, Shahed-136, yang dioperasikan Rusia dan dikenal juga sebagai Geran-2. Drone ini, dengan dentuman khas mesin piston dan pola serang berkelompok, telah menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur Ukraina. Namun kini, dari sebuah hanggar kecil di Prancis, lahir inovasi unik—GOBI Drone pemburu drone yang membawa harapan akan pertahanan udara lebih ringkas, murah, dan cerdas.
Awal Mula: Inovasi dari Startup Militer Baru
Adalah Harmattan AI, sebuah perusahaan rintisan yang didirikan pada April 2024 di Prancis, yang memperkenalkan drone ini. Meski masih berusia muda, Harmattan AI bergerak cepat. Fokus mereka jelas: menciptakan sistem pertahanan udara berbasis kecerdasan buatan yang reaktif, efisien, dan hemat biaya. Dari prinsip inilah GOBI dilahirkan.
Namanya mungkin sederhana, namun teknologinya tidak. GOBI bukan sekadar drone tempur, melainkan sistem anti-drone otonom berukuran mikro dengan arsitektur AI canggih, ditujukan khusus untuk menangkal drone-drone murah namun mematikan seperti Geran-2.
Desain dan Performa: Kecepatan vs. Ketepatan
Secara teknis, GOBI hanya berbobot 1,25 kilogram. Ukurannya ringkas, desainnya aerodinamis, dan bisa diluncurkan secara manual atau dari platform statis dengan waktu respons di bawah 60 detik dari perintah pertama.
- Kecepatan Maksimum: 250 km/jam
- Jangkauan Operasi: 5 kilometer
- Mode Pencarian: Otonom berbasis visi komputer + radar miniatur + sensor inframerah
- Metode Serang: Hard kill interception melalui benturan fisik presisi ke baling-baling atau titik vital drone lawan.
Uniknya, GOBI tidak menggunakan hulu ledak apapun. Drone ini mengandalkan strategi ramming, yakni menabrak langsung drone musuh dalam posisi presisi, dengan algoritma yang dirancang untuk mengenali bagian paling rentan dari target. Ini membuatnya sangat ringan dan tidak memerlukan sistem peledakan atau kendali jarak jauh yang kompleks.
“Tujuannya adalah membuat sistem yang bisa diproduksi massal, murah, dan bisa bertindak lebih cepat dari manusia,” ungkap salah satu insinyur utama proyek ini.
Arsitektur Otonomi: Otak Kecil dengan Keputusan Besar
GOBI tidak dikendalikan secara manual setelah dilepaskan. Drone ini dilengkapi modul AI onboard yang melakukan serangkaian keputusan secara mandiri:
- Identifikasi visual terhadap target dengan database citra termutakhir.
- Kalkulasi trajektori optimal untuk pencegatan berbasis kecepatan, arah, dan ketinggian target.
- Intersepsi terminal dengan mode pandu aktif yang memanfaatkan radar mini dan sensor IR untuk penguncian akhir.
Kemampuan ini memungkinkan GOBI mengejar berbagai jenis drone, dari quadcopter kecil hingga UAV berat hingga 600 kg. Seluruh proses terjadi tanpa input manusia begitu drone diluncurkan.
Efisiensi dan Integrasi di Medan Tempur
Drone ini terintegrasi dengan platform Command & Control (C2) untuk koordinasi antarunit. Berkat kemampuan AI-nya, GOBI juga dapat saling berbagi data dengan sistem sensor lain, menghindari salah tembak terhadap drone kawan.
Dari sisi biaya, pendekatan GOBI sangat efisien. Jika satu peluru kendali SHORAD bernilai puluhan hingga ratusan ribu dolar, satu unit GOBI bisa diproduksi dengan biaya jauh lebih murah, memungkinkan peluncuran massal secara simultan.
Kontrak NATO: Validasi Internasional
Keunggulan ini membuat NATO tertarik. Pada 3 Juli 2025, Harmattan AI resmi menandatangani kontrak bernilai jutaan dolar dengan NATO untuk suplai awal unit GOBI. Produksi massal dijadwalkan rampung pada Oktober 2025, dan sistem ini akan segera diuji dalam kondisi operasional di Eropa Timur.
Tantangan dan Harapan
Meski menjanjikan, GOBI bukan tanpa tantangan. Teknologi berbasis visi dan sensor optik masih memiliki keterbatasan di cuaca ekstrem atau medan dengan jamming tinggi. Ketahanan fisik saat melakukan tabrakan langsung juga masih dalam tahap pengujian ekstensif.
Namun dengan ukuran kecil, reaksi cepat, dan biaya yang relatif rendah, GOBI mewakili arah baru pertahanan udara: dari sistem besar dan mahal menjadi unit-unit otonom mikro yang cerdas dan adaptif.
Penutup: Era Baru Pertahanan Udara?
Ketika perang modern semakin didominasi oleh teknologi murah dan swarm UAV, pertahanan pun harus berevolusi. GOBI bukan hanya produk, tapi simbol pergeseran paradigma: dari sistem berbasis daya gempur, menjadi sistem berbasis kecepatan, akurasi, dan kecerdasan. Apakah drone kecil ini mampu menandingi lautan drone kamikaze di medan perang nyata?
Kita akan segera melihat jawabannya—di langit Ukraina.
Leave a Reply