Denmark akan memberlakukan Wamil untuk wanita mulai 2026, menjadikannya negara NATO kedua yang menerapkan pertahanan tanpa diskriminasi gender.
Kopenhagen – Juli 2025
Denmark resmi mengubah arah kebijakan pertahanannya dengan mengumumkan langkah besar, Wajib Militer (Wamil) kini diberlakukan untuk wanita. Negara Nordik ini mencatat sejarah sebagai bagian dari kelompok kecil di dunia yang menerapkan sistem pertahanan nasional tanpa memandang gender.
Kebijakan ini mulai berlaku pada 2026, dan menjadikan Denmark sebagai negara NATO kedua setelah Norwegia yang mewajibkan perempuan ikut dalam pelatihan militer dasar.
Apa Artinya?
Setiap warga negara Denmark yang berusia 18 tahun ke atas, baik pria maupun wanita, berpeluang dipanggil untuk menjalani wajib Militer. Mereka yang terpilih melalui sistem undian akan mengikuti pelatihan militer selama beberapa bulan—yang mencakup latihan fisik, kedisiplinan, penanganan senjata, hingga survival.
Sebelumnya, wanita hanya dapat bergabung secara sukarela, namun kini mereka masuk dalam sistem yang sama seperti laki-laki: wajib, bukan pilihan.
🔍 Mengapa Sekarang?
Tantangan keamanan regional seperti:
- Ketegangan di Eropa Timur,
- Ketergantungan tinggi terhadap NATO, dan
- Ancaman dunia maya dan hibrida,
mendorong Denmark memperkuat pertahanannya. Pemerintah menyadari bahwa pertahanan nasional tidak lagi bisa bersandar pada setengah dari total populasi.
“Kami memasuki masa di mana seluruh bangsa harus siap. Tidak ada lagi pengecualian berbasis gender,”
ujar Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen.
💬 Reaksi Publik: Campuran Antara Bangga dan Khawatir
Banyak warga Denmark, terutama kaum muda dan aktivis kesetaraan gender, menyambut baik kebijakan ini. Mereka melihatnya sebagai langkah historis yang menyetarakan hak dan kewajiban, serta membuka jalan bagi lebih banyak perempuan berkontribusi dalam pertahanan negara.
Namun, tidak sedikit juga yang merasa khawatir. Sejumlah kelompok menyuarakan pentingnya memberikan pilihan alih-alih pemaksaan, dan mendesak adanya evaluasi sistem untuk mencegah tekanan mental, beban sosial, dan potensi ketimpangan pelaksanaan di lapangan.
Tidak Sendiri
Denmark mengikuti jejak Norwegia, yang sejak 2015 sudah memberlakukan wajib militer untuk perempuan. Di luar Eropa, negara-negara seperti Israel juga menerapkan konsep serupa—walau dalam konteks geopolitik yang berbeda.
Langkah Denmark ini menunjukkan bahwa di tengah ancaman global yang berubah cepat, pertahanan berbasis kesetaraan bukan lagi mimpi, melainkan kebutuhan.
Apa Dampaknya?
- Transformasi Sosial
Wajib militer akan membentuk generasi baru yang lebih disiplin, inklusif, dan siap menghadapi tantangan nasional. - Karier Militer Terbuka Lebar
Lebih banyak perempuan akan memiliki peluang masuk dalam struktur militer profesional, dengan jalur yang lebih jelas dan setara. - Ketahanan Nasional Lebih Kuat
Dengan basis pasukan lebih luas, Denmark dapat merespons ancaman dengan lebih cepat dan efisien.
📌 Catatan Akhir
Kebijakan ini bisa jadi awal dari gelombang perubahan besar di Eropa. Negara-negara tetangga tengah mengamati dengan seksama, apakah pendekatan Denmark akan menginspirasi atau memicu kontroversi lebih lanjut.
Yang jelas, Denmark telah menunjukkan bahwa kesetaraan bukan sekadar slogan, tapi juga pilar pertahanan
Leave a Reply