Prabowo Ungkap 7 Rahasia Strategi Pertahanan Defensif RI yang Optimal

Prabowo Ungkap 7 Rahasia Strategi Pertahanan Defensif RI yang Optimal

Strategi Pertahanan Defensif RI
Prabowo Ungkap 7 Rahasia Strategi Pertahanan Defensif RI (Foto: Istimewa)

7 Rahasia Utama Strategi Pertahanan Defensif RI Optimal

Kedaulatan Wilayah Indonesia
Kedaulatan Wilayah Indonesia

Untuk memahami lebih dalam bagaimana Indonesia mengimplementasikan Strategi Pertahanan Defensif yang optimal, mari kita bedah tujuh pilar utamanya:

  1. Pilar Kedaulatan Wilayah: Perlindungan Batas Geografis

    Rahasia pertama adalah fokus tak tergoyahkan pada perlindungan kedaulatan wilayah. Ini meliputi pengamanan perbatasan darat dengan negara tetangga, wilayah laut yang luas termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan landas kontinen, serta ruang udara nasional. Setiap penambahan alutsista seperti kapal perang, pesawat tempur, atau sistem radar adalah untuk memastikan tidak ada celah keamanan di wilayah RI.

  2. Stabilisator Regional: Peran Non-Agresif di Kawasan

    Indonesia memandang dirinya sebagai stabilisator di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Dengan postur defensif, Indonesia mengirimkan sinyal kuat kepada negara-negara tetangga bahwa kekuatannya tidak akan digunakan untuk agresi. Ini mendorong terciptanya rasa saling percaya dan stabilitas regional, yang sangat penting untuk kemajuan bersama.

    Advertisement

  3. Dukungan Pembangunan Ekonomi: Keamanan sebagai Prasyarat Kemajuan

    Kondisi keamanan yang stabil adalah prasyarat mutlak bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Investor akan lebih percaya diri menanamkan modal jika negara tersebut memiliki pertahanan yang kuat dan mampu melindungi aset serta kegiatan ekonominya. Dengan demikian, Kekuatan Pertahanan Indonesia secara langsung berkontribusi pada kesejahteraan rakyat.

  4. Modernisasi Alutsista Berkelanjutan: Peningkatan Kemampuan Mandiri

    Penguatan sistem pertahanan melibatkan modernisasi alutsista secara berkesinambungan. Ini bukan hanya tentang membeli peralatan baru, tetapi juga mengembangkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri. Tujuannya adalah mencapai kemandirian dalam produksi alutsista, sehingga Indonesia tidak bergantung pada pasokan asing dan dapat menyesuaikan teknologi sesuai kebutuhan spesifik pertahanannya.

  5. Diplomasi Pertahanan Aktif: Kolaborasi dengan Negara Sahabat

    Meskipun defensif, Indonesia tidak menutup diri dari kerja sama internasional. Justru, diplomasi pertahanan aktif menjadi bagian integral dari strategi ini. Melalui latihan bersama, pertukaran personel, dan kerja sama teknologi dengan negara sahabat, Indonesia meningkatkan kapabilitasnya sekaligus membangun jaringan keamanan regional dan global yang saling menguntungkan.

    Advertisement

  6. Implementasi Pertahanan Semesta: Peran Seluruh Elemen Bangsa

    Doktrin Kekuatan Pertahanan Indonesia juga mencakup konsep pertahanan semesta (semesta). Ini berarti pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab militer, tetapi juga seluruh komponen bangsa. Mulai dari komponen cadangan, komponen pendukung, hingga partisipasi aktif masyarakat sipil dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Ini menciptakan daya tangkal yang masif dan sulit ditembus.

  7. Komitmen Perdamaian Global: Menghindari Proyeksi Kekuatan Agresif

    Komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia adalah fundamental. Dengan mempertahankan postur defensif, Indonesia secara jelas menunjukkan bahwa peningkatan kemampuannya bukan untuk mengancam atau mencampuri urusan negara lain, melainkan untuk menjaga stabilitas domestik dan berkontribusi pada perdamaian regional dan global. Ini memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor perdamaian di mata dunia.

Advertisement